Mengukur Tinggi Teman dengan Benang

Pendahuluan
Mengukur tinggi badan seseorang biasanya dilakukan dengan alat ukur standar seperti meteran atau penggaris panjang. Namun, dalam konteks pembelajaran kreatif matematika/IPA, kita bisa menggunakan benang sebagai alat ukur tidak langsung. Metode ini mengandalkan prinsip kesebandingan atau perbandingan.
Prinsip Matematis
Ide dasarnya adalah membuat benang (atau tali) yang meregang dari kepala sampai kaki teman, kemudian mengukur panjang benang tersebut menggunakan penggaris atau pita ukur. Karena benang bisa fleksibel mengikuti kontur tubuh, hasilnya mendekati panjang tinggi badan sebenarnya.
Jika ingin lebih cermat, kamu bisa membuat dua pengukuran:
- Benang dari kepala ke ujung kaki (A)
- Benang lurus di lantai sebagai “baseline” (B)
Kalau benang tidak bisa lurus, kita bisa meluruskan kembali lalu ukur panjangnya. Prinsipnya sama seperti pengukuran panjang benda tidak lurus — dibagi menjadi segmen-segmen kecil yang diukur dan dijumlahkan.
Langkah-Langkah Pengukuran
- Ambil seutas benang, cukup panjang melebihi tinggi teman.
- Letakkan satu ujung benang di kepala teman, lalu tarik ke ujung kaki secara lembut (tanpa meregangkan benang).
- Tandai ujung benang yang sampai ke kaki.
- Lelehkan benang ke permukaan datar dan ukur panjangnya dengan penggaris atau pita ukur (misalnya dalam cm).
- Hasil panjang itulah tinggi badan teman.
Contoh Operasi
Misalnya kamu mengukur teman bernama Budi:
- Ujung benang di kepala → ujung benang di kaki → benang ditandai.
- Setelah diukur di permukaan datar, panjang benang = 165,5 cm.
- Maka, tinggi badan Budi ≈ 165,5 cm.
Kalau benang tidak bisa diluruskan sempurna dan kamu harus membaginya menjadi dua segmen — contoh: segmen pertama 90,2 cm, segmen kedua 75,3 cm → total = 90,2 + 75,3 = 165,5 cm.
Catatan & Kelemahan
- Pastikan benang tidak tegang (tidak meregang lebih panjang) agar pengukuran tidak keliru.
- Permukaan datar untuk mengukur benang harus sejajar dan rata.
- Metode ini tidak sepresisi alat ukur tinggi standar (seperti stadiometer), tapi cukup baik untuk eksperimen kelas sederhana.
Hubungan dengan Kurikulum & Referensi BSE Matematika
Materi pengukuran panjang termasuk dalam materi dasar matematika di buku SD dan SMP. Misalnya, dalam Buku Matematika SD kelas V “Asyiknya Belajar Matematika 5” terdapat materi tentang mengukur panjang benda (satuan panjang, mengukur benda) sebagai bagian kompetensi dasar.
Juga pada Buku Matematika kelas I SD terdapat topik “Mengukur panjan g benda” (lihat materi “panjang benda”)
Karena buku-buku BSE tidak selalu menyertakan eksperimen benang sebagai contoh, ini adalah pengembangan kreatif dari konsep pengukuran panjang sesuai dengan materi dasar yang sudah ada di BSE.
