Menghitung Simetri Putar pada Pola Anyaman Bambu
Pengantar
Pola anyaman bambu tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki nilai matematika yang menarik untuk dipelajari, terutama dalam topik simetri putar. Simetri putar adalah sifat suatu bangun ketika diputar pada titik tertentu dengan sudut tertentu, bangun tersebut tampak sama seperti semula.
Dalam kehidupan sehari-hari, simetri putar dapat kita temui pada hiasan lantai, kain batik, logo, dan anyaman bambu tradisional. Melalui pembelajaran ini, siswa diajak untuk memahami bahwa matematika tidak hanya ada di buku, tetapi juga dalam seni dan budaya sekitar.
Konsep Simetri Putar
Sebuah bangun dikatakan memiliki simetri putar tingkat n jika dalam satu putaran penuh (360°), bangun itu dapat menempati posisi yang sama sebanyak n kali.
Untuk mencari tingkat simetri putar, gunakan rumus:

Contoh Operasi
Misalkan kita perhatikan pola anyaman bambu berbentuk persegi yang memiliki motif berulang setiap diputar 90°.

Artinya, pola anyaman tersebut memiliki simetri putar tingkat 4, karena dalam satu putaran penuh, bentuknya tampak sama pada empat posisi yang berbeda: 90°, 180°, 270°, dan 360°.
Kaitan dengan Budaya dan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati dan menghitung simetri pada pola anyaman bambu, siswa belajar menghubungkan konsep matematika dengan budaya lokal. Kegiatan ini sesuai dengan semangat Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran kontekstual dan bermakna.
Sumber Referensi
Buku Siswa Matematika Kelas VI SD/MI – Kurikulum Merdeka,
Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbudristek, Edisi Revisi 2021,
Bab “Bangun Datar dan Simetri”, halaman 128–130.
simak artikel lainnya di bawah ini
