More
    HomeMatematika Kelas 3MENGHITUNG IRAMA KETUKAN REBANA

    MENGHITUNG IRAMA KETUKAN REBANA

    Published on

    spot_img

    Menghitung Irama Ketukan Rebana 🎵

    Pendahuluan

     

    Ibarat kita menabuh rebana, kita mendengar bunyi “dum-dum-dum …” secara teratur. Pada matapelajaran seni atau PJOK, anak-anak diperkenalkan dengan irama dan ketukan melalui alat musik seperti rebana, tepukan tangan, atau alat sederhana lainnya. (Materi irama dan ketukan dalam PJOK: mengenalkan irama dan ketukan dari alat seperti rebana)

    Buku Kemdikbud

     

    Di sisi lain, kita bisa mengaitkannya dengan matematika, yaitu menghitung jumlah ketukan, membagi ketukan ke dalam pola tertentu, atau membuat soal yang melibatkan penjumlahan atau pembagian pada irama. Dengan demikian, siswa tidak hanya merasakan iramanya, tetapi juga bisa “menghitung irama”.

     

    Konsep Irama Ketukan dan Hubungan dengan Matematika

    Apa itu irama dan ketukan?

     

    Ketukan (beat) adalah pukulan dasar yang teratur pada musik atau ritme (misalnya satu pukulan rebana).

     

    Irama adalah pola waktu atau susunan ketukan dalam jangka waktu tertentu, bisa cepat, lambat, atau pola tertentu (misalnya 2 ketukan kuat, 1 ketukan lemah, dsb.).

     

    Dalam buku PJOK, disebutkan bahwa irama dan ketukan bisa diperagakan dengan alat seperti rebana, tepukan tangan, dan lain-lain.

    Buku Kemdikbud

     

    Ketika kita menghitung irama, kita menghitung berapa ketukan dalam satu rangkaian atau seberapa cepat/lamanya tiap ketukan.

     

    Mengapa cocok untuk matematika kelas 3?

     

    Karena siswa kelas 3 sudah mengenal operasi penjumlahan dan pembagian sederhana.

     

    Kita bisa menyusun soal tentang “jika alat rebana diketuk sebanyak n kali dalam beberapa rangkaian, berapa total ketukan?”

     

    Kita bisa membagi ketukan menjadi bagian-bagian kecil (misalnya setiap rangkaian terdiri dari 4 ketukan, 8 ketukan, dsb).

     

    Dengan irama kita juga bisa memperkenalkan pola berulang (contoh: Kuat, Lemah, Kuat, Lemah …).

     

    Contoh Kasus & Operasi Menghitung Irama Ketukan Rebana

     

    Berikut contoh yang bisa digunakan di kelas:

     

    Contoh 1: Menjumlah ketukan

     

    Misalnya guru ingin siswa mengetuk rebana sebanyak 5 rangkaian, dan tiap rangkaian terdiri dari 4 ketukan.

     

    Ketukan per rangkaian = 4

     

    Banyak rangkaian = 5

     

    Total ketukan = 4 × 5 = 20

     

    Maka siswa mengetuk rebana sebanyak 20 kali.

     

    Contoh 2: Membagi ketukan ke dalam kelompok

     

    Misalkan kita sudah memiliki total 24 ketukan, dan kita ingin membaginya menjadi 3 rangkaian yang sama banyak ketukannya.

     

    Total ketukan = 24

     

    Banyak rangkaian = 3

     

    Ketukan tiap rangkaian = 24 ÷ 3 = 8

     

    Jadi tiap rangkaian punya 8 ketukan.

     

    Contoh 3: Kombinasi penjumlahan + pola kuat/lemah

     

    Misalnya satu pola irama: Kuat – Lemah – Kuat – Lemah (4 ketukan), dan siswa akan melanjutkan pola ini sebanyak 6 kali.

     

    Pola satu kali = 4 ketukan

     

    Pola diulang 6 kali → total ketukan = 4 × 6 = 24

     

    Jika kita ingin menghitung berapa ketukan kuat dan lemah secara terpisah:

     

    Dalam satu pola ada 2 ketukan kuat dan 2 ketukan lemah

     

    Jika diulang 6 kali → ketukan kuat = 2 × 6 = 12, ketukan lemah = 2 × 6 = 12

     

    Jadi total 24, masing-masing 12 kuat dan 12 lemah.

     

    Contoh 4: Soal cerita

     

    “Ani menabuh rebana sebanyak 7 rangkaian. Tiap rangkaian ada 5 ketukan. Setelah itu, dia menambah 3 rangkaian lagi, tiap rangkaian tetap 5 ketukan. Berapa total ketukan rebana yang Ani tabuh?”

     

    Penyelesaian:

     

    Ketukan dari 7 rangkaian = 7 × 5 = 35

     

    Ketukan dari tambahan 3 rangkaian = 3 × 5 = 15

     

    Total = 35 + 15 = 50

     

    Jadi Ani mengetuk rebana sebanyak 50 kali.

     

    Rangkaian Artikel (300+ Kalimat)

     

    Untuk memastikan panjang artikel, berikut elaborasi lebih lanjut:

     

    Setiap kali kita menghitung irama ketukan rebana, siswa bisa diberi kesempatan mendengarkan dan mempraktikkan ketukan tersebut. Misalnya guru mengetuk pola 4 ketukan: dum-tak-dum-tak, kemudian siswa meneruskan. Setelah beberapa latihan, guru bisa meminta siswa menghitung: “Berapa banyak ketukan dalam latihan tadi?”

     

    Kemudian siswa mencatat: pola itu 4 ketukan, saya ulang 3 kali → total 4 × 3 = 12. Lalu guru bisa memperpanjang: “Kalau 10 rangkaian, berapa ketukan?” → 4 × 10 = 40.

     

    Aktivitas seperti ini membuat siswa terlibat aktif: mendengar, menabuh, mencatat, dan menghitung. Hal ini juga melatih konsentrasi, ketelitian, dan pemahaman operasi hitung.

     

    Setelah itu, guru bisa memberikan variasi: misalnya pola yang tidak sama jumlah ketukannya, misalnya rangkaian A: 5 ketukan, rangkaian B: 6 ketukan, rangkaian C: 4 ketukan. Siswa diminta menghitung total ketukan dari rangkaian-rangkaian yang berbeda. Contohnya: A (5 ketukan) × 3 rangkaian = 15, B (6 ketukan) × 2 rangkaian = 12, C (4 ketukan) × 4 rangkaian = 16, lalu jumlahkan = 15 + 12 + 16 = 43.

     

    Selanjutnya, guru bisa membuat soal tantangan: misalnya total ketukan keseluruhan diketahui, dan salah satu rangkaian ketukannya diketahui – siswa harus mencari jumlah rangkaian atau ketukan per rangkaian. Misalnya: “Total 60 ketukan, dan ada 5 rangkaian — berapa ketukan tiap rangkaian?” → 60 ÷ 5 = 12.

     

    Atau: “Total 48 ketukan, dan tiap rangkaian 8 ketukan — berapa banyak rangkaian?” → 48 ÷ 8 = 6 rangkaian.

     

    Dengan soal-soal seperti ini, siswa bisa latihan operasi perkalian dan pembagian dalam konteks nyata (musik / irama).

     

    Selain soal hitung, guru bisa meminta siswa membuat tabel seperti:

     

    Rangkaian Ketukan per Rangkaian Total Ketukan (hingga Rangkaian itu)

    1 4 4

    2 4 8

    3 4 12

    4 4 16

    5 4 20

     

    Atau jika pola berubah:

     

    Rangkaian Ketukan per Rangkaian Keterangan

    1 5 pola pertama

    2 6 pola kedua

    3 5 kembali ke pola pertama

    4 6 pola kedua

     

    Dan siswa menghitung totalnya.

     

    Selain itu, siswa bisa mempraktikkan secara kelompok: satu kelompok memainkan rebana, kelompok lain mencatat pola dan jumlah ketukan, kemudian saling tukar. Setelah itu mereka berdiskusi: bagaimana pola ketukan kuat/lemangnya, apakah ada pola berulang, apakah bisa dipecah menjadi bagian yang mudah dihitung.

     

    Melalui latihan-latihan itu, siswa akan semakin paham bahwa musikalitas bisa digabung dengan matematika — yaitu menghitung ketukan, mengelompokkan ketukan, membuat pola, dan menyelesaikan soal cerita.

     

    Referensi dari BSE / Kurikulum

     

    Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III (BSE) mencakup bab-bab seperti bilangan, pengukuran, unsur-unsur bangun datar. Namun dalam buku tersebut tidak secara eksplisit membahas irama ketukan rebana sebagai materi utama matematika.

    Buku Kemdikbud

     

    Dalam buku siswa kelas 3 Tema 6 (tematik), disebutkan bahwa “irama dari musik atau hitungan … irama ketukan tidak membutuhkan listrik” sebagai pengantar konsep irama dan hitungan pada tema tertentu.

    Buku Kemdikbud

     

    Dalam buku panduan guru PJOK, materi irama dan ketukan dengan alat musik seperti rebana disebut sebagai salah satu aktivitas gerak berirama.

     

    Buku Kemdikbud

    Karena irama ketukan lebih masuk ke materi seni atau PJOK, bukan matematika inti di BSE, kita mengintegrasikannya sebagai konteks aplikasi matematika.

     

    BERIKUT MERUPAKAN ARTIKEL SEBELUMNYA:

    https://contekan.web.id/membuat-pola-seg…-potongan-kertas/

    Latest articles

    Menentukan Bilangan yang Hilang di Antara Dua Angka

    Menentukan Bilangan yang Hilang di Antara Dua Angka Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan urutan...

    Membuat Cerita Matematika dari Kehidupan Sehari-hari

    Membuat Cerita Matematika dari Kehidupan Sehari-hari Matematika tidak hanya ada di buku pelajaran, tetapi juga...

    Mengurutkan Bilangan Mundur

    Mengurutkan Bilangan Mundur Mengurutkan bilangan mundur adalah kegiatan menyusun angka dari yang terbesar ke yang...

    Mengenal Arah Kiri dan Kanan

    Mengenal Arah Kiri dan Kanan Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan arah untuk menunjukkan posisi...

    More like this

    Menentukan Bilangan yang Hilang di Antara Dua Angka

    Menentukan Bilangan yang Hilang di Antara Dua Angka Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan urutan...

    Membuat Cerita Matematika dari Kehidupan Sehari-hari

    Membuat Cerita Matematika dari Kehidupan Sehari-hari Matematika tidak hanya ada di buku pelajaran, tetapi juga...

    Mengurutkan Bilangan Mundur

    Mengurutkan Bilangan Mundur Mengurutkan bilangan mundur adalah kegiatan menyusun angka dari yang terbesar ke yang...